Minggu, 27 September 2009

Menjawab Keraguan akan SDM Nuklir Indonesia

Sejarah nuklir indonesia dimulai pada tanggal 16 November 1964 ketika ilmuwan-ilmuwan anak bangsa yang dipimpin Ir. Djali Ahimsa berhasil menyeleseikan criticality-experiment terhadap reaktor nuklir pertama Triga Mark II di Bandung. Pada keesokan harinya tertanggal 17 November 1964 Surat Kabar Harian Karya memberitakan soal kedatangan abad nuklir di Indonesia. Kemudian pada tanggal 18 November 1964 Radio Australia mengumumkan bahwa“Indonesia mampu membuat reaktor atom”. Disusul dengan ulasan dua menit oleh “stringer” AK Jacoby yang menulis : Indonesia masuk abad nuklir. Suatu hal yang sungguh membanggakan bahwa di umurnya yang masih 19 tahun, Indonesia berhasil melakukan apa yang negara - negara maju telah lakukan. Inilah bukti bahwa bangsa kita adalah sejajar dengan bangsa lain.

Hari Sabtu, tanggal 20 Februari 1964 reaktor pertama dengan daya 250 kW ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu Ir.Soekarno. Reaktor ini digunakan untuk keperluanpelatihan, riset, produksi radio isotop. Reaktor ini mengalami dua kali pembongkaran untuk mengganti beberapa komponen utamanya pembongkaran pertama pada 1972 dipimpin Sutaryo Supadi dan yang kedua pada 1997 dipimpin Haryoto Djoyosudibyo dan A. Hanafiah.

Reaktor Nuklir Kartini yang berlokasi di Yogyakarta, merupakan Reaktor Nuklir yang dirancang bangun oleh anak bangsa.

Tidak cukup sampai disini pada tahun 1979. Indonesia mengoperasikan Reaktor kartini yang berdaya 100 kw yang didesain dan dirancang bangun oleh putra - putri terbaik bangsa. Pada tahun 1987 di serpong resmi dioperasikan reaktor serpong yang berdaya 30 Mw Pada pertengahan tahun 2000 TRIGA MARK II selesei diupgrade dengan daya 2000 kW, dan pengoperasiannya diresmikan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri nama reaktor diubah menjadi Reaktor TRIGA 2000 Bandung.

Sadar akan kebutuhan SDM yang mahir dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir yang diperlukan untuk mampu memasuki Industri Nuklir maka pemerintah pada awal tahun 1980-an membentuk Jurusan Teknik Nuklir di Fakultas Teknik Nuklir UGM, Jurusan instrumentasi Nuklir dan Proteksi Radiasi di bagian Fisika UI, serta Pendidikan Ahli Teknik Nuklir di Yogyakarta (sekarang Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir). Namun pada tahun 1997 Program Nuklir Indonesia ( dalam hal ini perencanaan pembangunan PLTN ) berhenti yang salah satunya dikarenakan karena penemuan gas alam di kepulauan Natuna. Ini menyebabkan Jurusan Teknik Nuklir di UGM saat ini sudah berubah dan diganti menjadi Teknik Fisika, sedangkan Jurusan Instrumentasi dan juga Jurusan Proteksi Radiasi dari Bagian Fisika UI, ditutup. Namun saat ini masih terdapat kegiatan pendidikan tentang Iptek Nuklir di ITB sebagai bagian dari Departemen Fisika ITB (S1, S2, S3) dan juga di UGM (S3). Sehingga Praktis hanya di Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir yang menjadi satu - satunya perguruan tinggi yang mencetak tenaga - tenaga profesional di bidang IPTEK Nuklir.

Sadar tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik Nasional jika hanya bertumpu pada pembangkit Listrik konvesional maka Pada Tahun 2005 Indonesia kembali menjalankan program nuklir ini. Pada tahun 2006 pemerintah menetapkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) melalu Kepres No 5 tahun 2006, yang mengamanatkan bahwa pada tahun 2025, energi terbarukan plus nuklir bisa mencapai kurang lebih 5 persen untuk kebutuhan listrik Indonesia.

Kerja sama dengan IAEA - meliputi persiapan pembangunan PLTN dan persiapan regulasi, kode, panduan, dan standar bagi PLTN -pun dirintis sejak 2005. Pada 2008, regulasinya diharapkan sudah siap. Saat ini Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) sudah dibuat dan tinggal ditandatangani oleh Presiden. Kali ini rupanya pemerintah tidak main-main dalam rencananya ini, ini terlihat dalam kurun waktu berdekatan, Indonesia sudah menandatangani sejumlah nota kesepakatan kerja sama bidang nuklir dengan beberapa negara. Rusia, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat (AS).Disini sudah jelas, bahwa ternyata bangsa kita sudah memiliki cukup pengalaman dalam bidang teknologi yang satu ini. Anak- anak bangsa terbukti mampu mengoperasikan 3 reaktor nuklir di indonesia selama bertahun - tahun dengan bersih dan belum memiliki catatan buruk mengenai kecelakaan nuklir yang membahayakan lingkungan dan masyarakat. Sudah ada pula ribuan aplikasi nuklir yang dipakai di bidang kesehatan seperti pada proses radiasi kanker dan teknik isotop untuk pengembangan obat. Ini belum Ratusan aplikasi nuklir yang dipakai di bidang industri seperti dalam proses desalinasi air, pemuliaan tanaman, dan banyak lagi.

Ungkapan skeptis dan pesimis yang terhadap kemampuan SDM indonesia dalam teknologi nuklir, menurut saya tidak lebih dari sebuah mental inferior yang telah ditanamkan penjajah kepada kita selama bertahun - tahun, sehingga pemikiran ini bak warisan - diturunkan turun temurun dari generasi ke generasi, sehingga kita selalu berpikiran bahwa bangsa lain lebih hebat dari kita, bangsa lain lebih pandai dari kita. Padahal pada kenyataannya sekali - kali tidaklah demikian. Mental inferior inilah yang harus dihapuskan dari pemikiran para generasi muda jika bangsa kita ingin maju. Sejarah telah membuktikan bahwa kita mampu merdeka dengan keringat dan darah kita sendiri, dan bukan merupakan pemberian orang lain. Ini sebenarnya merupakan tanda bahwa kita adalah sejajar dengan bangsa - bangsa lain, bahwa bangsa ini merupakan bangsa besar yang juga mampu untuk melakukan apa yang bangsa lain telah lakukan demi kemajuan negerinya.

Sumber:

Tedy Tri Saputro
Mahasiswa Program Diploma-4
Elektronika Instrumentasi
Jurusan Teknofisika Nuklir
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN, Yogyakarta

H2O2

Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone.

H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun.

Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju dekomposisinya. Termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H2O) dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:

H2O2 -> H2O + 1/2O2 + 23.45 kcal/mol

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah:

1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin
2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn
3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan 10oC (dalam range temperatur 20-100oC)
4. Permukaan container yang tidak rata (active surface)
5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya
6. Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi
7. Radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek

Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan minuman, medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB).

Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh dalam industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan NaOH atau soda api. Semakin basa, maka laju dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin tinggi. Kebutuhan industri akan hidrogen peroksida terus meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun saat ini di Indonesia sudah terdapat beberapa pabrik penghasil hidrogen peroksida seperti PT Peroksida Indonesia Pratama, PT Degussa Peroxide Indonesia, dan PT Samator Inti Peroksida, tetapi kebutuhan di dalam negeri masih tetap harus diimpor.

referensi:

http://www.h2o2.com/intro/overview.html

Minggu, 06 September 2009

Cerita Abu Nawas

CURANG DIBALAS CURANG
Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya. Ada dua orang tamu datang ke rumahnya. Yang seorang adalah wanita tua penjual kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir.
Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya menutup kitab mereka.
"Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu."
Murid-murid Abu Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu Nawas. Dan mereka merasa yakin gurunya selalu berada membuat kejutan dan berada di pihak yang benar. Pada malam harinya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang diminta oleh Abu Nawas.
Berkata Abu Nawas,"Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak Tuan Kadi yang baru jadi."
"Hah? Merusak rumah Tuan Kadi?" gumam semua muridnya keheranan.
"Apa? Kalian jangan ragu. Laksanakan saja perintah gurumu ini!"kata Abu Nawas menghapus
keraguan murid-muridnya. Barang siapa yang mencegahmu, jangan kau perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa yang bertanya, katakan saja aku yang menyuruh merusak. Barang siapa yang hendak melempar kalian, maka pukullah mereka dan lemparilah dengan batu."
Habis berkata demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah Tuan Kadi. Laksana demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi.
Orang-orang kampung merasa heran melihat kelakukan mereka. Lebih-lebih ketika tanpa basa-basi lagi mereka langsung merusak rumah Tua Kadi. Orang-orang kampung itu berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah murid-murid Abu Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani mencegah. Melihat banyak orang merusak rumahnya, Tuan Kadi segera keluar dan bertanya,"Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku?" Murid-murid itu menjawab,"Guru kami Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!"
Habis menjawab begitu mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan rumah Tuan Kadi hingga rumah itu roboh dan rata dengan tanah. Tuan Kadi hanya bisa marah-marah karena tidak orang yang berani membelanya,"Dasar Abu Nawas provokator, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya kepada Baginda."
Benar, esok harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam sehingga Abu Nawas dipanggil menghadap Baginda.
Setelah Abu Nawas menghadap Baginda, ia ditanya."Hai Abu Nawas apa sebabnya kau merusak rumah Kadi itu." Abu Nawas menjawab,"Wahai Tuanku, sebabnya ialah pada suatu malam hamba bermimpi, bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak rumahnya. Sebab rumah itu tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus Iagi.Ya, karena mimpi itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi."
Baginda berkata," Hai Abu Nawas, bolehkah hanya karena mimpi sebuah perintah dilakukan? Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?"
Dengan tenang Abu Nawas menjawab,"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini Tuanku." Mendengar perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. la terdiam seribu bahasa.
"Hai Kadi benarkah kau mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda. Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran karena takut.
"Abu Nawas! Jangan membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti ini !" perintah Baginda. "Baiklah........ Abu Nawas tetap tenang. "Baginda.... beberapa hari yang lalu ada seorang pemuda Mesir datang ke negeri Baghdad ini untuk berdagang sambil membawa harta yang banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi kawin dengan anak Tuan Kadi dengan mahar (mas kawin) sekian banyak. ini hanya mimpi Baginda. Tetapi Tuan Kadi yang mendengar kabar itu langsung mendatangi si pemuda Mesir dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda Mesir itu tak mau membayar mahar hanya karena mimpi. Nah, di sinilah terlihat arogansi Tuan Kadi, ia ternyata merampas semua harta benda milik pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi seorang pengemis gelandangan dan akhimya ditolong oleh wanita tua penjual kahwa."
Baginda terkejut mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya seratus persen, maka ia memerintahkan Abu Nawas agar memanggil si pemuda Mesir. Pemuda Mesir itu memang sengaja disuruh Abu Nawas menunggu di depan istana, jadi mudah saja bagi Abu Nawas memanggil pemuda itu ke hadapan Baginda.
Berkata Baginda Raja,"Hai anak Mesir ceritakanlah hal-ihwal dirimu sejak engkau datang ke negeri ini." Ternyata cerita pemuda Mesir itu sama dengan cerita Abu Nawas. Bahkan pemuda itu juga membawa saksi yaitu Pak Tua pemilik tempat kost dia menginap. "Kurang ajar! Ternyata aku telah mengangkat seorang Kadi yang bejad moralnya."
Baginda sangat murka. Kadi yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya dirampas dan diberikan kepada si pemuda Mesir. Setelah perkara selesai, kembalilah si pemuda Mesir itu dengan Abu Nawas pulang ke rumahnya. Pemuda Mesir itu hendak membalas kebaikan Abu Nawas.
Berkata Abu Nawas,"Janganlah engkau memberiku barang sesuatupun kepadaku. Aku tidak akan menerimanya sedikitpun jua." Pemuda Mesir itu betul-betul mengagumi Abu Nawas. Ketika ia kembali ke negeri Mesir ia menceritakan tentang kehebatan Abu Nawas itu kepada penduduk Mesir sehingga nama Abu Nawas menjadi sangat terkenal.

Jumat, 21 Agustus 2009

MABIT DI Masjid Al- Qodar bersama ROLIGA

pengalammanku semalem ntu seru banget deh....
ada Ahammiyatut Tarbiah oleh Ust. Syakir Purnomo samapi jam setengah sebelas...
tapi gw gak ngikutin beberapa slide....
coz jemput ayam buat di bakar ^.^ ke rumah temen gw, Makibau....
abiz itu balik n' acara'a bentar lagi abiz....
setelah acara Ahammiyatut Tarbiah, kami menonton film....
tapi gak sampai habis.... yah kan udah laper....
ayam bakar'a enak pula....
gw kebanyakan makan carbon... hehehehe

setelah selesai acar makan"nya, ada salah satu alumni yang memperaktekkan keahlan baru,
Hipnosis....
salah satu temen jadi "kelinci percobaan"
coz, yang kemren" katanya gagal mulu...

keren abiz deh...
kan tmn gw di hipnosis sampe tingkat teta,
di sugestiin lupa nama...
setelah disuruh sadar, di tanya
"namanya siapa?"
sumpah, ekspresi'a lucu banget....
ketawa ngakak gw...

susah memang untuk menjadi seorang hipnosis...

sekitar jam setengah satu kami jatus terr=tidur di dalam masjid
dalam Perlingungan Allah SWT...

sekitar jam lima kurang limbelas menit,
aku terbangun...
aku melihat kekanan dan kekiri,
mengamati situasi...
lampu sudah dimatikan,
azan sebentar lagi....
lalu aku mengambil air wudhu....
lima menit kemudian, azan subuh
menggema...
aku bertepuk tangan sekuat tenaga
agar teman"ku bangun...

singkat cerita,
setelah kultum oleh Kang Salaman,
kami mengikuti acara selajutnya...
ukhwah oleh kak Yarham Ramdhan,
tentang tamu nan Agung....
bulan Suci Ramadhan...

singkat cerita,
singkat menulis,
kami bermain bola...

aku memperaktekkan cara sugesti yang diajaarkan kak yarham tadi dalam bermain bola..
aku menjadi kiper,
aku berkonsentrasi dan memikirkan
"aku bisa mengangkap semua bola...."
aku melakukannya berulang"
memang, cara ini menguras energi,
tetapi, hampir semua bola yang ditujukan ke arah gawang yang ku jaga meleset....

singkat carita
singkat mengetik

akhirnya aku kecapean, dan sugesti terakhir gagal...
aku kebobolan....

setelah semua acara selesai, kami pulang......
tapi, setiap hari jum'at, kami adakan Liqo di rumah pak asep jam 4 sore...
so.... nanti kami akan berkumpul kembali...

selesai........




(gak enak banget ending'a -__-! )
(carii penyakit susah bikin ending cerita nih....)
(hehehehehehehehehehehehehehehehe)

Kamis, 20 Agustus 2009

Sembuhkan Rasa, Selaraskan Raga

humanchakrasystem-small6

Kita cukup sering mendengar atau bahkan mengalami sendiri secuplik percakapan di kamar praktek dokter yang isinya: “Tidak ada yang ditemukan abnormal pada tubuh Anda, kemungkinan besar penyakit yang Anda alami ini bersumber pada pikiran, sebaiknya Anda menghindari stres dan banyak berdoa.”

Sebagai praktisi penyembuhan holistik, sudah tak terhitung betapa seringnya saya menemui kasus di mana masalah seorang klien secara fisik, bahkan pada penyakit yang konon tak berhubungan dengan stres atau pikiran, ternyata memiliki akar penyebab di pikiran dan perasaannya.

Pikiran Anda akan menentukan kondisi tubuh Anda. Apa yang tersimpan dalam rasa akan terwujud dalam raga Anda. Benarkah demikian? Adakah rahasia di balik hubungan antara rasa dengan raga yang masih perlu kita gali? Bisakah pemahaman ini kita gunakan untuk menciptakan kesehatan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik?

Keping Petunjuk tentang Kaitan Rasa-Raga
Dalam ilmu kedokteran medis, mekanisme tubuh dan pikiran kita dijelaskan dengan istilah PNEI, yaitu singkatan dari Psycho-Neuro-Endocrino-Immuno. Maksudnya adalah. ketika pikiran dan perasaan kita (psycho) mengalami beban / stres, maka seketika terjadi perubahan pada saraf dan otak (neuro). Saat itulah keseimbangan hormonal dari fungsi kelenjar tubuh (endocrino) juga bergeser, dan pada akhirnya bisa mempengaruhi tingkat kekebalan tubuh (immuno).

Marilah kita lihat beberapa informasi yang memberikan gambaran tentang betapa eratnya kaitan antara psikis dan fisik manusia:

  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebuah institusi kesehatan di Amerika Serikat memberikan indikasi konservatif bahwa sekitar 85 persen dari seluruh jenis penyakit memiliki elemen emosional, atau dengan kata lain berkaitan dengan faktor pikiran dan perasaan.
  • Seorang dokter dari Jerman bernama Geerd Hamer, yang melakukan penelitian selama lebih dari 30 tahun, menemukan bahwa setiap bentuk penyakit fisik selalu muncul akibat berbagai jenis peristiwa hidup yang traumatis sehingga menimbulkan perubahan pada otak, dan akhirnya menyebabkan perubahan pada organ tubuh yang menjadi sakit. Dokter ini berhasil memetakan berbagai jenis konflik emosional dalam hidup, bagian otak mana yang terpengaruh, dan bagian tubuh mana yang kemudian sakit. Berdasarkan ilmu yang dikembangkannya ini, sekitar 92 persen pasien kankernya selamat dan bertahan hidup.
  • Seorang pakar biologi sel, Bruce Lipton, yang telah melakukan riset tentang genetika dan juga mengajar di fakultas kedokteran selama lebih dari 20 tahun, menemukan bahwa kesehatan kita tidak dikendalikan oleh gen (DNA) kita, namun oleh persepsi dan keyakinan kita terhadap kehidupan.
  • Sebuah studi di tahun 1998, yaitu Adverse Childhood Experiences (ACE) Study, dilakukan untuk menganalisa pengaruh dari berbagai trauma masa kecil terhadap perubahan perilaku dan munculnya berbagai masalah kesehatan di usia dewasa. Hasilnya menunjukkan korelasi yang sangat kuat antara banyaknya trauma masa kecil dengan berbagai perilaku negatif, seperti kecanduan rokok, alkohol dan obat-obatan terlarang, penyimpangan perilaku seksual, meningkatnya kecenderungan depresi dan bunuh diri.
  • Dalam studi ACE yang sama, kelompok responden yang cukup sering mengalamai trauma masa kecil juga berkorelasi kuat dengan berbagai penyakit yang paling berisiko menyebabkan kematian, seperti penyakit jantung, kanker, penyakit paru-paru kronis, penyakit liver, keretakan tulang, dll.

Mengenal Batin Sadar dan Bawah Sadar
Kita semua memiliki batin sadar dan batin bawah sadar yang kita bisa kenali secara lebih saksama:

  • Batin sadar, meliputi segala pikiran, perasaan dan perhatian yang BISA kita amati, perhatikan dan sadari. Batin sadar mencakup hanya sekitar 1% dari keseluruhan batin kita.
  • Batin bawah sadar, meliputi segala pikiran dan perasaan yang TIDAK BISA kita perhatikan atau amati secara langsung. Dia tersimpan rapi dalam berbagai bentuk memori, kebiasaan, imajinasi yang terekam sempurna. Batin bawah sadar Anda juga yang berfungsi menjalankan sebagian besar fungsi tubuh fisik Anda. Batin bawah sadar mencakup sekitar 99% dari keseluruhan batin kita.

Dengan perbandingan seperti di atas, barangkali kita hanya bisa mengetahui secara sadar sebanyak 1% dari stres, beban dan permasalahan kita, sementara 99% sisanya tersembunyi rapi di bawah sadar.

  • Masalahnya, 99% porsi batin bawah sadar jugalah yang mengendalikan tubuh fisik kita, sehingga ketika terdapat masalah kuat yang tersimpan di bawah sadar, dia berpotensi kuat untuk muncul sebagai permasalahan kesehatan secara fisik.

Anda baru saja menemukan sebuah rahasia sederhana tentang kaitan antara pikiran dan tubuh. Belum sadar? Coba baca lagi paragraf di atas.

Ketika kita hanya mampu menyadari apa yang ada di BATIN SADAR kita (1%), sebenarnya berbagai problem yang ada di bawah sadar juga membutuhkan perhatian kita. Dan mengingat gudang bawah sadar tidak bisa diakses secara sengaja dan langsung, maka bawah sadar seringkali terpaksa ‘menciptakan’ masalah fisik (karena tubuh fisik dikendalikan bawah sadar).

  • Tujuan dari penyakit atau masalah fisik sebenarnya bukanlah semata untuk membuat kita menderita, namun untuk membantu kita SADAR bahwa ada masalah di bawah sadar yang perlu diperhatikan, disadari, disembuhkan.

Itulah sebabnya para ahli kejiwaan dan para ahli penyembuhan alamiah mengembangkan serangkaian teknik dan proses yang memungkinkan kita untuk membuka pintu menuju batin bawah sadar, semata-mata demi menyadari berbagai masalah yang terpendam di dalamnya sehingga dapat dirawat dan disembuhkan. Banyak kasus penyembuhan fisik yang lazimnya dianggap “keajaiban” sebenarnya bertumpu pada prinsip sembuhnya masalah di bawah sadar yang akhirnya mengubah kondisi fisik.

Meninjau Kembali Cara Merawat Hidup Secara Utuh
Kita cenderung lengah untuk menuai kembali kebijakan alamiah yang, meski bukan merupakan sesuatu yang baru dalam hidup kita, cenderung kita abaikan keampuhannya dalam merintis hidup sehat lahir batin, seperti:

  • Nutrisi yang baik, dalam hal pemilihan gizi yang kita konsumsi maupun bagaimana cara menyantapnya (mindful eating).
  • Hidrasi yang baik, mengingat 70% dari tubuh kita terdiri dari air dan kita butuh air tidak hanya untuk menjaga fungsi tubuh fisik saja, namun juga untuk menjernihkan kesadaran dan melepaskan beban batin.
  • Olahraga yang baik, menggerakkan tubuh dengan penuh perhatian dan kesadaran sehingga raga dan rasa bersatu dalam ekspresi gerak.
  • Istirahat yang baik, di mana tidak saja tubuh yang memulihkan diri melainkan batin pun diistirahatkan sepenuhnya.
  • Mengelola keselarasan hati dan pikiran, belajar merintis rileks, lega, selaras dan bahagia.

Dalam pengamatan saya, faktor keselarasan hati dan pikiran adalah yang paling sering kita lupakan sekaligus yang paling berpengaruh secara negatif terhadap kesehatan dan kebahagiaan.

Belajar Menyelaraskan Diri Sendiri
Dalam memahami kaitan raga dan rasa, penting sekali kita menyadari bagaimana stres bisa berpengaruh begitu kuat pada kesehatan kita.
Stres terkadang begitu pandai bersembunyi, dan kalaupun terlihat belum tentu mendapatkan perhatian dan perawatan segera.

Perhatian kita terlalu sibuk dengan target, ambisi, deadline, tanggung jawab, dan sederet celoteh pikiran tanpa henti, sehingga hampir selalu stres yang muncul akan berakhir menjadi tumpukan sampah dalam batin bawah sadar, dan belakangan berpotensi menjadi masalah fisik bila tidak segera ditangani.

Memang, bilamana kita ingin jalan pintas untuk mengatasi masalah fisik barangkali sekedar minum obat bisa saja membantu. Namun bila kita paham bahwa akar dari banyak sekali masalah fisik ada di pikiran, di mana tidak ada satu obat pun bisa memperbaiki pikiran, maka kita juga perlu paham bahwa minum obat tidak selalu mengatasi masalah fisik hingga ke akarnya.

Ini sebabnya ketika merawat diri secara utuh, pengetahuan medis modern saja tidaklah cukup. Saya lebih menyarankan kita belajar merawat diri secara alamiah dan mandiri. Di berbagai ilmu penyembuhan alamiah yang sempat saya tekuni, ternyata kuncinya adalah bagaimana merawat keselarasan. Setiap saat.

Keselarasan antara tubuh, pikiran, perasaan dan jiwa bisa dirawat dengan pendekatan yang praktis dan sederhana. Saya menyebutnya sebagai keterampilan self healing. Dengan serangkaian latihan praktis yang mengombinasikan (1) napas, (2) gerak, (3) sentuhan, dan (4) keheningan, siapa pun juga – terlepas dari budaya dan agama apa pun yang dimilikinya – bisa belajar untuk hidup lebih ringan, sehat dan selaras.

Selamat berlatih mengenal diri, merawat diri, dan menyembuhkan diri secara alami!

Minggu, 02 Agustus 2009

Jangan Hanya Sibuk Mengerjakan Sesuatu, Duduk Diamlah!

istock_000008470981xsmall

Kita memang hidup di zaman serba cepat dan serba rumit.

Bagaikan pemain sirkus yang bisa melemparkan 15 piring sekaligus, kita selalu tergesa untuk memastikan bahwa semua hal yang menjadi tanggung jawab kita berada dalam keadaan sempurna, atau minimal tidak bisa dipersalahkan kekurangannya.

Dari mulai deadline yang terlalu sempit, target yang terlalu tinggi, workload yang terlalu banyak, kecepatan industri memang selalu menuntut kita untuk selalu berada di paling depan. Multi-tasking (kemampuan mengerjakan beberapa hal sekaligus), well-connected network (jaringan kerja dan pertemanan yang kuat), serta result-oriented attitude (sikap berorientasi pada hasil), menjadi ciri yang dibanggakan, dicari, dan ditempa dalam kebanyakan dunia kerja.

Haruskah kita memaksakan diri untuk berpacu lebih cepat, dan bekerja semakin giat?

Stres adalah Cara Kita Beradaptasi

Tentunya untuk bisa memenuhi semua tuntutan tersebut pada tingkat individu, dibutuhkan perangkat yang memadai, selaras, dan optimal. Namun sebenarnya secara alami kita tidak dirancang untuk hidup dan bekerja dengan ritme serba cepat dan serba rumit setiap saat. Ini menyebabkan terjadinya adaptasi pada sistem fisik dan psikis kita.

Adaptasi tersebut terjadi melalui sebuah mekanisme: STRES.

Stres, yang tidak terkelola, harus dibayar dengan nilai yang tidak sedikit. Kesehatan, sebagaimana yang sudah kita bahas di tulisan-tulisan sebelumnya, hanyalah sekelumit dari efek stres yang tidak sembuh.

Semakin Memacu Diri Agar Mengurangi Stres?

Sebagian orang berkata, “Ah, stres itu kan wajar dan ada dalam setiap pekerjaan. Nanti juga kalau target sudah tercapai, stres akan hilang dengan sendirinya.” Benarkah demikian?

Dalam pengamatan saya, stres tidak otomatis hilang ketika kita mencapai target dan keinginan, melainkan bisa berputar dan membesar bagaikan lingkaran setan-siklus tak berujung yang sulit dipecahkan.

  • Untuk hasil dan keinginan yang berhasil dicapai:

Banyak target → jadi banyak ketegangan → jadi banyak berusaha → hasil jadi TAMBAH banyak → target DITINGKATKAN lagi → maka terciptalah siklus yang lebih besar: target LEBIH banyak → LEBIH banyak ketegangan → LEBIH banyak berusaha → dan siklus yang lebih besar kembali berulang.

  • Untuk hasil dan keinginan yang tidak berhasil dicapai:

Banyak target → banyak tegang → banyak usaha → belum berhasil → karena belum berhasil, usaha pun DITINGKATKAN lagi → ketegangan MENINGKAT → belum berhasil juga → dan siklus yang lebih besar kembali tercipta: usaha TAMBAH ditingkatkan → ketegangan TAMBAH meningkat → dan seterusnya.

Bisakah Anda menangkap ironinya? Pada kedua kasus, terlepas dari hasil tercapai atau tidak, pada umumnya kita akan terus-menerus berpacu agar lebih cepat, lebih sukses, lebih efisien, lebih baik. Namun pacuan kronis ini membuat stres kita semakin bertumpuk.

Dampak Akhir: Produktivitas Jangka Panjang

Salah satu dampak stres adalah menurunnya produktivitas kerja dan pribadi. Kita tahu bahwa produktivitas tergantung dari tingkat energi, semangat, kreativitas, dan efektivitas yang bisa kita lakukan dalam setiap pekerjaan.

Ketika stres dibiarkan bertumpuk dan berlarut-larut, semua hal yang menunjang produktivitas tersebut akan mulai berderit, aus, bahkan hilang. Dan sekali lagi, harga yang kita harus bayar untuk adaptasi tersebut-mulai dari stres, berbagai ketidakbahagiaan, tidak sehatnya relasi pribadi dan keluarga-sangatlah mahal.

Efek jangka panjang dari stres yang berkelanjutan bisa secara langsung mempengaruhi produktivitas dalam bentuk sebagai berikut: hilangnya semangat kerja, rasa lesu, jenuh, dorongan kuat untuk pindah / meninggalkan pekerjaan, selalu mencari-cari alasan mengapa tempat kerja sekarang tidak sesuai, dsb.

Belum lagi absensi kerja yang bisa meningkat karena saraf sudah terlalu jenuh, atau daya tahan tubuh merosot drastis sehingga jatuh sakit.

Lantas bagaimana kita bisa memelihara diri sekaligus meningkatkan produktivitas?

Menurut saya, kuncinya adalah mengelola energi kita dengan selaras. Memberikan porsi perhatian untuk merawat hardware (tubuh fisik) serta software kita (pikiran, rasa dan spirit) sehingga energi diri bisa tertata dengan selaras.

Jalan Praktis Melalui Keheningan

Meditasi adalah salah satu hal mendasar yang bisa dilakukan untuk menciptakan keselarasan, mengelola dan memulihkan energi, serta mendorong semangat kerja yang bertumpu pada kekinian. Bukan pada harapan atau ketakutan.

Kini banyak perusahaan besar berskala internasional telah menggunakan pelatihan meditasi yang non-agamis untuk manfaat relaksasi, kesehatan, dan produktivitas.

Berbagai studi ilmiah tentang manfaat meditasi, serta pengalaman para pelaku latihan meditasi, melaporkan manfaat-manfaat sebagai berikut:

  • Otak menjadi rileks dan seimbang aktivitasnya.
  • Memulihkan keseimbangan saraf dan kesegaran tubuh.
  • Memperkuat daya tahan tubuh, sehingga lebih jarang sakit.
  • Bentuk melatih konsentrasi yang bersifat RILEKS, bukan FOKUS.
  • Meredakan celoteh pikiran, membuat batin bekerja lebih efisien.
  • Melatih kepekaan intuitif, membantu pengambilan keputusan.
  • Melegakan hati dan melepas stres, sehingga komunikasi dan relasi lancar.
  • Membantu kita menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, kesalahan lebih sedikit.
  • Solusi mandiri, murah, dan sehat untuk meningkatkan kinerja perusahaan

7 Cara Hening yang Merawat Produktivitas Diri

Berikut Anda bisa mencoba 7 buah latihan yang bersifat meditatif, non-agamis, dan praktis, untuk membantu mengasah produktivitas Anda secara pribadi maupun profesi:

  • Meditasi MEREGANGKAN TUBUH

Tahu caranya ‘ngulet’ (istilah nasional: menggeliatkan badan)? Hentikan sejenak kesibukan Anda. Ambil posisi duduk, atau berbaring bila mau, dan regangkan tubuh Anda, dengan sangat perlahan. Benar-benar perhatikan rasa setiap otot dan sendi tubuh Anda. Tidak ada gerakan yang benar atau salah. Nikmati sepenuhnya selama beberapa menit.

Menggerakkan tubuh secara aktif dan penuh sadar, membantu kita memperlambat celoteh pikiran dan melepas ketegangan yang telanjur bertumpuk.

  • Meditasi TUTUP MATA SEJENAK

Hentikan sejenak pekerjaan, tutup mata saja. Istirahatkan saraf mata dan otak mata. Sebagian ahli berpendapat bahwa sekitar 70% komunikasi terjadi secara visual, oleh karena itu sejenak memejamkan mata akan membantu fungsi visual kita beristirahat.

Memejamkan mata juga memicu respons rileks karena kita terbiasa melakukannya saat akan beristirahat atau tidur. Ini juga bermanfaat untuk membuat kita lebih peka akan dunia pikiran dan perasaan dalam diri kita, ketimbang selalu memperhatikan dunia eksternal / sekitar kita.

  • Meditasi BERNAPAS RILEKS

Berhentilah sejenak untuk bernapas dengan sadar dan sengaja. Anda sedang menekan tombol reset pada sistem raga dan rasa Anda. Cukup 3-9 kali bernapas dengan rileks, lambat, dan penuh perhatian. Anda juga bisa melakukannya setelah meregangkan tubuh, sambil menutup mata.

  • Meditasi PERHATIKAN PIKIRAN & RASA DI SAAT INI

Dari waktu ke waktu, cobalah berhenti sejenak dan perhatikan saja segala pikiran dan rasa yang datang dan pergi pada saat ini. Tidak perlu dianalisa, tidak perlu dinilai, melainkan sekadar mengamati saja: “Oh… ada pikiran ini, pikiran itu, rasa ini, rasa itu, oh… sekarang hilang, oh… sekarang ada lagi yang baru, dst.”

Memperhatikan segala pikiran dan rasa dalam diri Anda akan memperkuat kesadaran sini-kini, sehingga kita tidak mudah terjebak dalam berbagai ketakutan, kekhawatiran, dan harapan.

  • Meditasi KERTAS POLOS

Ketika sedang kebanjiran ide, atau baru memulai hari kerja Anda, gudang pikiran penuh bertumpuk dengan hal yang harus dilakukan; ide kreatif, urusan rumah tangga yang perlu dibereskan, dll. Ambil saja selembar kertas polos dan tuliskan semua isi gudang pikiran Anda, termasuk berbagai lamunan, kekhawatiran, dan isi hati Anda. Setelah 5-10 menit (dan mungkin saja satu lembar kertas masih perlu ditambah lagi untuk menampung semuanya), barulah duduk diam sejenak. Nikmati hening sesaat.

Anda akan menemukan kelapangan ruang pikir ketika isinya dituangkan secara tertulis ketimbang sekadar ditampung di otak. Ekstra ruang lapang ini membuat Anda lebih kreatif dan produktif.

  • Meditasi BOBO-SIANG

Khususnya setelah jam makan siang, umumnya kita cenderung mengalami perubahan bioritme tubuh yang menyebabkan rasa lesu atau kantuk. Beberapa perusahaan di Jepang bahkan membudayakan tidur siang di kursi kerja masing-masing. Dan ternyata, tidur siang singkat antara 10-30 menit sangat membantu memulihkan tubuh kembali bugar dan otak kembali segar. Ingat: jangan tidur siang lebih dari 45 menit, agar tidak mengganggu keteraturan istirahat malam dan jam biologis Anda.

  • Meditasi BERJALAN

Cobalah melatih untuk berjalan dengan penuh perhatian. Rasakan langkah demi langkah. Rasakan dan perhatikan satu demi satu sentuhan telapak kaki Anda di lantai. Awalnya akan terasa janggal karena belum terbiasa, dan mungkin jadi terasa sangat lambat karena perlu disadari penuh, tapi lama-kelamaan Anda akan bisa menikmatinya.

Latihan ini melepaskan emosi yang tersangkut, menyeimbangkan aktivitas otak kiri dan kanan, mengajarkan kita untuk menghayati proses, serta melonggarkan obsesi kita terhadap hasil akhir. Meditasi sederhana ini dapat mengurangi kecenderungan bertumpuknya stres.

Selamat berlatih keheningan. Temukan dan alami bagaimana produktivitas bisa diasah tanpa harus sibuk dan tergesa-gesa.

Ada pepatah yang menyebutkan “Don’t just sit there, do something!” (Jangan hanya duduk diam saja, kerjakanlah sesuatu!). Barangkali dalam konteks dunia serba cepat ini, yang kita butuhkan adalah “Don’t just do something, sit there!” (Jangan hanya sibuk mengerjakan sesuatu, duduk diamlah sejenak!)

- Bila Anda menyukai artikel ini, silakan berbagi dengan para sahabat dan keluarga Anda, dengan menyebutkan sumbernya di rezagunawan.com. Terimakasih -

STRES?JANGAN BERUSAHA MENJADI POSITIF

Stres adalah faktor #1 yang paling berdampak negatif pada kesehatan dan kualitas hidup kita. Umumnya hanya muncul di 3 bidang kehidupan: (1) penampilan dan kesehatan tubuh, (2) uang, karier, dan sukses, serta (3) cinta, keluarga dan relasi pribadi. Dan berdasarkan 3 bidang tersebut, kita bisa mengamati bahwa (hampir) semua orang mengalami stres, baik secara sadar maupun tidak sadar.

Meskipun kita tidak bisa hidup steril dan bebas sepenuhnya dari stres, kuncinya adalah bagaimana mengelola stres ini agar dampak negatifnya minimal, atau bahkan bagaimana agar energi di balik stres ini bisa diolah menjadi semangat, kebijakan hidup dan kesadaran yang jernih.

Apa yang kita bisa lakukan untuk mencapai ini? Positive thinking? Positive feeling? Being optimistic? Sejujurnya, saya tidak bisa merekomendasikan hal-hal tersebut.

Banyaknya Saran Populer yang Tidak Realistis

Saran untuk berusaha menjadi positif adalah sesuatu yang selama ini diajarkan oleh psikologi populer, pergaulan sosial, strategi bisnis dan manajemen, serta budaya dan tradisi kita. Namun bagi saya, ini bukanlah sesuatu yang realistis, bahkan bisa membuat stres tambahan.

Dalam mencari solusi stres & masalah, setiap bentuk upaya yang tidak realistis akan memberikan tambahan stres yang sebenarnya tidak perlu. Kita butuh solusi stres yang realistis dan efektif. Berikut beberapa contoh solusi stres yang kurang realistis:

1. Saran populer “Jangan stres dong”, atau “Anda tidak boleh stres”.
Mengapa ini tidak realistis? Hampir setiap orang mengalami stres, ada yang ringan maupun berat, ada yang sebentar dan juga menahun. Saran populer seperti ini berpotensi melipatkangandakan stres, karena di atas stres tentang masalah asli yang sedang dihadapi, ada stres tambahan ketika berpikir bahwa ‘seharusnya saya tidak boleh stres’.

  • SADARI: stres dalam hidup pasti ada, terjadi pada setiap orang, dan sangatlah boleh dan wajar ketika Anda mengalaminya. Ketika kita mengerti dan bisa menerima hal tersebut, kita tidak lagi perlu memikul ‘beban ekstra’ tersebut, dan lebih punya energi untuk menghadapi masalah kita yang sebenarnya.

2. Saran populer “Anda harus memilih berpikir & berperasaan positif”.
Ide dan konsep yang cukup indah. Coba pilih sebuah pikiran atau perasaan positif, misalnya “Saya sehat sekali”. Sadari sepenuhnya, fokus terus pada pikiran tersebut, dan tahan jangan sampai pikiran tersebut berubah. Bukankah hanya sekian detik Anda bisa menahan pikiran positif tersebut sebelum perhatian Anda beralih pada topik lainnya, atau bahkan muncul pikiran yang justru kebalikannya, seperti “Ah, masa ‘sehat sekali’? Bukannya baru kemarin sempat sakit juga?” Lakukan yang sama terhadap sebuah pikiran negatif, dan amati dengan jeli bahwa dalam beberapa detik, pikiran tersebut pun berganti. Intinya di sini adalah, meskipun dari waktu ke waktu kita bisa memilih buah pikiran apa yang mau kita hadirkan dalam perhatian, sifat dasar pikiran yang memang tidak bisa diam, ditambah dengan segala ‘sampah’ bawah sadar yang tersimpan dalam diri, tidak akan mengizinkan kita untuk mempertahankan pikiran yang kita pilih tersebut terus menerus.

  • SADARI: bahwa kita tidak punya KENDALI PENUH atas apa yang kita pikirkan maupun rasakan dari waktu ke waktu. Setiap hal yang kita pikirkan, baik positif maupun negatif, baik yang sengaja kita pilih maupun yang tidak kita pilih, akan terus datang. Silih berganti. Selalu berubah. Pikiran negatif kita tidak mungkin bisa bertahan selamanya, dan pikiran positif kita juga tak pernah kekal. Kalau kita bisa mengerti bahwa pikiran dan perasaan kita senantiasa berubah, kita tidak lagi terlalu takut dengan yang negatif, dan tidak lagi terlalu berharap untuk positif selamanya. Ini akan memberikan kita suatu kearifan untuk lebih rileks dan tenang menghadapi perubahan hidup.

3. Saran populer: “Kalau Anda positif / optimis ketika sedang bermasalah, pasti hasilnya akan positif, dan kalau Anda negatif / pesimis dalam menghadapi masalah, maka pasti hasilnya akan negatif juga.”
Saya melakukan survei singkat kepada ribuan orang dengan 4 buah pertanyaan tentang pengalaman hidup mereka: (1) Apakah Anda pernah berpikir positif dan mendapat hasil yang positif? (2) Apakah Anda pernah berpikir negatif dan mendapat hasil yang negatif? Sesuai dugaan saya, sejalan dengan saran populer di atas, semua peserta menjawab YA. Selanjutnya saya ajukan dua lagi pertanyaan: (3) Apakah Anda pernah berpikir positif tetapi kok hasilnya negatif?, dan (4) Apakah Anda pernah berpikir negatif dan kok hasilnya positif juga? Yang cukup mengejutkan, SEMUA peserta juga menjawab YA pada kedua pertanyaan terakhir tersebut. Jika kita semua mengalami langsung keempat fenomena tersebut dalam hidup, maka kesimpulannya adalah berpikir positif BELUM TENTU PASTI hasilnya selalu positif, dan berpikir negatif BELUM TENTU PASTI hasilnya juga negatif.

  • SADARI: hidup ini indah karena hidup akan selalu berubah, menyimpan berbagai tanda tanya dan ketidakpastian. Selain ada Hukum Tarik Menarik (law of attraction), masih ada juga Hukum Belum Tentu (law of uncertainty). Ketika kita bisa rileks dan menghayati ini, kita tidak lagi perlu terbeban tentang HARUS positif dan TIDAK BOLEH negatif. Kita lebih bisa mengalir dengan segala upaya yang kita jalani dan lebih bisa berserah tentang hasil akhirnya.

Dua Cara Sederhana Mengatasi Stres
Berdasarkan perenungan di atas, saya mengusulkan dua buah strategi praktis untuk mengatasi stres, beban hati dan pikiran negatif:

1. Bernapas dengan sadar.
Berhentilah sejenak, dengan penuh perhatian, hiruplah napas dan rasakan penuh ke dalam diri. Setelah itu, dengan penuh perhatian, embuskan dengan lepas. Rasakan pikiran, perasaan, dan tubuh Anda. Apakah menjadi lebih nyaman, lapang, dan tenang? Lakukan lagi beberapa kali tanpa berupaya menjadi positif. Bernapas saja dengan sadar, penuh perhatian.

  • Cara kerja teknik ini sangat sederhana: ketika Anda bernapas dengan sadar dan sengaja, otomatis Anda memperlambat bahkan terkadang menghentikan celoteh pikiran yang biasanya begitu deras dan memenuhi kesadaran Anda. Ketika pikiran mulai melambat dan rileks, perhatian Anda mulai lebih mengarah pada realitas di sini-kini, bukan pada masa lalu (kenangan, rasa sesal, trauma), dan bukan juga pada masa depan (kekuatiran, ketakutan dan antisipasi). Bernapas dengan sadar, jika dilakukan secara teratur, terutama di saat-saat sibuk penuh ketergesaan, akan membantu kita untuk mengembalikan kesadaran yang jernih.

2. Izinkan diri Anda memiliki rasa dan pikiran apapun
Biarkan dan izinkan diri untuk berpikir negatif ketika sedang mengalami pikiran negatif. Biarkan dan izinkan diri untuk berpikir positif ketika sedang mengalami pikiran positif. Ini artinya Anda memberikan izin untuk hidup secara alamiah, apa adanya. Toh kita sudah mengerti, bahwa baik positif atau negatif, pikiran tersebut tidak mungkin awet selamanya, dan pada waktunya pasti akan berubah juga.

Ada sebuah prinsip yang yang begitu sederhana namun begitu signifikan tentang segala urusan hati. Saya menyebutnya sebagai Prinsip Paradoks Rasa & Pikiran, yaitu: “Apa pun pikiran dan rasa yang kita tolak, maka dia pun justru semakin awet”, dan “Apa pun pikiran dan rasa yang kita izinkan, justru dia akan semakin cepat tuntas.”

Bisa saja kita juga cukup kenal dengan prinsip ini. Ketika seorang rekan baru saja mengalami musibah, atau putus cinta, kita terkadang sadar untuk memberikan mereka izin dan kesempatan untuk berduka. Ini sangatlah sehat, karena dengan izin untuk negatif tersebutlah justru segala pikiran dan rasa negatif menjadi semakin tuntas. Sementara ketika mereka tidak mengizinkan diri mereka sendiri untuk merasa negatif, karena alasan “saya harus kuat”, atau “saya takut dianggap lemah dan cengeng”, justru negativitas yang sudah ada tersebut menjadi lebih awet dan semakin lama proses penyembuhannya.

  • Obat dari stres dan pikiran negatif, bukanlah berpikir positif, melainkan: (1) mengistirahatkan pikiran yang terlalu banyak berpikir melebihi porsi yang dibutuhkan, dan (2) mengizinkan pikiran dan rasa untuk hadir apa adanya, sepenuh hati.

Stres memang bagian alami dari hidup. Kalau kita mau memahaminya secara lebih jernih, kita bisa bergerak menuju mengizinkan hidup mengalir alami, apa adanya. Tentunya kita masih boleh melakukan upaya mengatasi masalah pada aspek yang memang di bawah kendali kita, namun diikuti dengan kesadaran untuk melepaskan aspek yang memang bukan di bawah kendali kita. Dengan memahami ini, kita lebih mampu hidup selaras dengan alam.

FROM : rezagunawa.com

Selasa, 28 Juli 2009

Mau Bebas Dari Rokok?Jangan berusaha berhenti

Merokok adalah suatu kegiatan yang begitu susah dilepaskan oleh para perokok, meskipun kita semua sudah kenyang mendengar propaganda bahaya merokok bagi kesehatan. Saya pribadi tidak berpendapat bahwa merokok itu baik bagi kesehatan. Hanya saja, dalam pengamatan saya dari pengalaman terapi, berbagai upaya yang umum dilakukan untuk berhenti dari kebiasaan merokok seringkali kurang efektif. Dan lebih aneh lagi, berbagai upaya berhenti merokok justru seringkali membuahkan hasil yang sebaliknya, yakni malah memperkuat kebiasaan merokok tersebut.

Kali ini, saya mengundang Anda untuk memahami kembali psikologi dan mekanisme kebiasaan merokok dan sekaligus menawarkan sudut pandang berbeda. Kalau boleh memberikan kesimpulan akhir di awal perenungan kita, kira-kira bunyinya begini:

“Jika Anda ingin bebas dari kebiasaan merokok, lepaskanlah semua keinginan, upaya, dan fokus untuk berhenti secara permanen dari merokok.”

Pendekatan Umum untuk Berhenti Merokok

  • Niat dan tekad yang kuat Secara statistik, hanya 2% perokok yang berhasil menggunakan metode ini. Saya tertarik untuk mencari metode yang bisa menolong 98% perokok yang tidak berhasil berhenti karena tidak cocok dengan metode niat/tekad ini.
  • Terapi Pengganti Nikotin Meskipun ada sebagian orang yang berhasil lepas dari kegiatan merokok akibat stiker maupun jenis nikotin pengganti lainnya, saya tidak pernah habis pikir: apabila kita sudah bebas dari adiksi terhadap nikotin berbentuk rokok, apakah kita layak menganggap diri bebas dari adiksi nikotin, kalau masih menggunakan bentuk nikotin yang lain?
  • Hipnoterapi Sebagai seorang hipnoterapis, saya tidak berhasil menemukan kesesuaian maupun tingkat keberhasilan yang baik dari metode ini. Saya menemukan bahwa selama klien masih punya KEINGINAN KUAT untuk BERHENTI merokok, sugesti hipnotis yang diberikan biasanya hanya bisa membantu untuk jangka pendek dan tidak mampu memberikan support dan manfaat jangka panjang. Lebih lagi, mengingat batin bawah sadar adalah aspek dalam diri yang sangat kuat, sebenarnya tidaklah aman ketika sebagian teknik hipnoterapi melakukan penggunaan sugesti negatif. Penggunaan kalimat sugesti hipnotis, baik yang diberikan saat trance maupun dalam percakapan biasa, yang berkonotasi “takutlah dengan akibat dari kebiasaan merokok” justru mengandung risiko bahwa tubuh akan memproduksi apa pun yang kita takutkan tersebut menjadi kenyataan. Tanpa bermaksud menyinggung siapapun, saya ingin menyampaikan pengamatan bahwa terkadang para praktisi hipnoterapi pun bisa lupa bahwa perumusan sugesti hipnotis bisa dibuat sedemikian kuat hingga justru membahayakan klien.
  • Akupunktur Sebagai seorang akupunkturis, saya tidak menemukan juga efektivitas yang tinggi melalui metode ini. Barangkali karena banyak akupunkturis yang terlalu fokus pada aspek detoksifikasi tubuh atas nikotin, tetapi kurang mengarahkan terapi pada aspek psikologis pasien yang sebenarnya merupakan gudang pemicu perilaku merokok.
  • Makan Melarikan dari kebiasaan merokok ke kebiasaan konsumsi baru (seperti makan atau mengunyah permen karet) kurang tepat jika disebut sebagai penyembuhan karena lebih bersifat pelarian. Tidak jarang pula pelarian ini merupakan objek adiksi baru yang belum tentu juga sehat.

Mungkinkah ada pendekatan yang lebih natural dan lebih mudah? Ada yang bilang, bahwa upaya untuk berhenti merokok biasanya harus dilakukan antara 3-6 kali hingga mencapai keberhasilan. Benarkah?

Mengapa Jangan Berusaha Berhenti Merokok?

Dari sudut pandang medis, Dr. Joseph Mercola, seorang dokter yang sangat mempopulerkan merawat kesehatan secara alami, justru menganjurkan agar seorang perokok jangan LANGSUNG BERHENTI merokok. Alasannya? Dalam rokok tersimpan berbagai zat yang bersifat obat, yang bilamana sudah dikonsumsi sekian lama maka tingkat metabolisme tubuh juga bergantung pada pasokan obat tersebut. Bila rokok tiba-tiba dihentikan tanpa merawat kebutuhan nutrisi yang cukup dan gaya hidup yang sehat, maka bisa terjadi perubahan drastis metabolisme tubuh yang bisa saja mengakibatkan efek buruk yang tidak diinginkan (salah satunya peningkatan berat badan).

Sementara menurut sudut pandang saya sendiri, begitu seseorang berkeinginan untuk berhenti merokok secara PERMANEN, dia otomatis masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal”: apakah saya bisa berhenti merokok selama-lamanya, ataukah saya akan gagal dan kembali merokok seperti yang sudah terjadi sebelumnya?

Masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal” ini justru akan membuat kita memaksakan diri untuk berhasil. Setiap pemaksaan diri, meskipun untuk tujuan yang baik, akan menyebabkan STRES TAMBAHAN di bawah sadar. Mengingat sebagian perokok menggunakan kebiasaan merokok untuk melegakan diri, menciptakan rasa nyaman, atau melepaskan stres, maka STRES TAMBAHAN ini justru meningkatkan peluang perilaku merokok untuk terulang kembali.

Siklus “Merokok Yo-Yo”

Pada fenomena diet berambisi langsing, fenomena menarik ini juga terjadi. Dalam jangka pendek, bisa saja tekad dan fokus kita untuk berbadan ideal terlaksana. Namun, begitu target tercapai, ada energi kompensasi yang mendorong kita untuk makan dan mengumpulkan kembali berat badan yang hilang. Ini yang disebut “diet yo-yo”. Dan kita bisa menggunakan metafora yang sama dengan “merokok yo-yo”.

Siklusnya seperti ini:
Takut risiko merokok → Ingin berhasil berhenti merokok → Mengumpulkan tekad sekuatnya untuk memaksakan diri berhenti secara permanen → Berhasil mengurangi/berhenti merokok dalam jangka pendek → Muncul pemicu perilaku merokok (mis. stres) → Timbul keinginan merokok lagi, tapi sudah bertekad berhenti → Terjadi konflik batin antara ingin merokok supaya lega dan ingin berhenti merokok secara permanen → Konflik batin semakin kuat, stres semakin tinggi → Ketika stres sudah melalui ambang toleransi, kemampuan berpikir jernih hilang dan akhirnya kita kembali ke pola/kebiasaan lama dalam mengatasi stres → Mulai merokok lagi → Menguatnya memori bahwa merokok itu melepaskan stres → Kecewa dan MERASA GAGAL karena tidak berhasil berhenti secara permanen → Semakin takut tidak bisa lepas dari rokok → Siklus ini berulang lagi, dst.

Siklus tersebut begitu kuat dan mengikat sehingga kita perlu memahami bahwa untuk bebas dari rokok, kita tidak boleh masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal”. Bagaimana caranya? JANGANLAH BERUSAHA BERHENTI MEROKOK.

Ya betul, saya tidak bergurau. Semakin Anda berusaha berhenti, justru seringkali hasil sebaliknya yang Anda peroleh. Bahkan sebenarnya berhenti merokok itu begitu mudah dan bisa dicapai tanpa berupaya berhenti, kalau Anda sudah melepaskan keinginan untuk berhenti.

Berhenti merokok akan sangatlah sulit bagi para perokok yang sangat ingin berhenti.

Memahami Jerat Rokok Dengan Jeli

Untuk bisa bersahabat dan terbebas dari adiksi, kita perlu memahaminya dengan lebih dekat dan jernih. Banyak orang berkonsep bahwa melepaskan benda kecil sekian sentimeter itu sebenarnya perkara mudah. Saya bukannya tidak setuju, tapi kita perlu juga membarengi dengan pengetahuan bahwa sebenarnya jerat kebiasaan merokok itu terdiri dari ribuan simpul rumit yang mengikat sistem tubuh dan batin kita.

Kalau seluruh simpul ini, baik simpul ketergantungan secara fisik maupun ketergantungan secara psikologis, sudah menjadi jerat kompleks dalam tubuh maupun batin kita, tidaklah sulit memahami mengapa segala upaya untuk terbebas dari rokok bisa menjadi perjuangan yang diwarnai jatuh bangun bagi banyak orang.

Di satu sisi, secara fisik memang sebatang rokok mengandung zat-zat yang menyebabkan keterikatan (adiksi) secara fisik. Artinya, bilamana dihentikan, maka tubuh akan merasakan kehilangan dan menuntut untuk diberikan kembali jatahnya. Memang tuntutan tubuh untuk kembali diisi nikotin tidak terasa seekstrem fenomena “sakaw” pada pengguna obat-obatan terlarang, tapi justru karena permintaan tersebut tidak terlalu ekstrem, para perokok cenderung merasa “tidak terpenjara” oleh nikotin dan menganggap bahwa dirinya tidak kecanduan. Dari sudut pandang tersebut, rokok sebenarnya menjerat lebih kuat daripada narkoba, karena zat dalam rokok mengikat tanpa membuat kita sadar bahwa diri kita terikat.

Di lain sisi, bisa ada puluhan bahkan ribuan jerat rokok yang tidak bersifat ketergantungan fisik melainkan lebih bersifat jerat psikologis yang mengikat kita terhadap “kegiatan” merokok, bukan melulu pada rokoknya. Jerat psikologis tersebut bisa berupa memori serta kebiasaan, misalnya:

  • Berbagai memori tentang rasa lega dan nyaman ketika merokok.
  • Ingatan tentang bagaimana merokok melepaskan stres.
  • Ingatan tentang bagaimana rokok adalah sahabat terbaik dalam kesendirian.
  • Ingatan menyenangkan berkumpul dengan teman-teman sambil merokok.
  • Keyakinan bahwa merokok membuat seseorang lebih kreatif.
  • Keyakinan bahwa merokok membuat proses berpikir dan produktivitas lebih lancar.
  • Kebiasaan nikmatnya merokok setelah makan, atau setelah bercinta.

Dari berbagai pengalaman dan pengamatan saya, tidak hanya pada kasus merokok, obat terkuat yang paling ampuh untuk menyembuhkan jerat memori dan kebiasaan hanyalah satu. Dan itu bukanlah membentuk memori atau kebiasaan baru yang lebih positif. Tahukan Anda apa kuncinya?

Obatnya adalah PERHATIAN yang sadar dan jernih.

Jerat Yang Lepas Sendiri Tanpa Usaha Sengaja

Setelah sempat mengeksplorasi berbagai cara untuk berhenti merokok yang sudah saya sebutkan sebelumnya, dan pada saat yang sama mengajarkan keterampilan Self Healing di berbagai pelatihan, saya menemukan fenomena yang aneh.

Saya menemukan beberapa peserta Self Healing yang, setelah mulai berlatih keterampilannya secara mandiri dan hidup lebih sehat, tiba-tiba berhenti sendiri merokok. Anehnya, mereka tidak pernah melakukan upaya yang terfokus khusus untuk bebas dari merokok.

Sebenarnya, fenomena ini juga bisa terjadi pada mereka yang belum belajar keterampilan Self Healing. Pernahkah Anda mendengar cerita-cerita bebas dari rokok seperti:

  • Suatu hari, si perokok tiba-tiba merasa “ah, saya tidak ingin merokok lagi”, dan sejak itu mereka berhenti merokok.
  • Seseorang yang memulai kebiasaan jogging pagi dan setelah sekian lama ia baru menyadari bahwa sudah lama sekali ia tidak merokok sebatang pun.

Setelah saya renungi dan amati lebih lanjut, ternyata ada sebuah jalan lain yang sebenarnya mampu membebaskan kita dari rokok. Namun, karena tidak pernah kita soroti dengan jeli, mereka yang berhasil melalui jalan itu kita anggap sebagai sebuah kebetulan belaka, atau kita anggap berhasil karena tekadnya kuat.

Jalan itu bernama “Tanpa sengaja, tiba-tiba terbebas dari rokok”.
Mengapa ini bisa terjadi?

Pengamatan dari Mereka yang Berlatih Self Healing

Pada awal mulai berlatih keselarasan lahir batin, segala pemicu yang membuat ingin merokok ternetralisir oleh latihan mereka sendiri seperti:

  • Rasa tegang yang tadinya hanya bisa dicairkan dengan merokok mulai berkurang karena sering berlatih relaksasi dan pernapasan.
  • Stres dan masalah yang biasanya membuat ingin merokok mulai bisa dilepaskan secara alami tanpa bantuan rokok.
  • Trauma/luka batin yang menjadi bagian dari adiksi dan biasanya harus dilarikan dengan merokok mulai bisa disembuhkan sendiri, sehingga tidak lagi ada alasan untuk pelarian dan lebih bisa menghadapi hidup dengan jernih.

Setelah sekian lama berlatih, mereka juga mulai mengalami detoksifikasi alami tubuh/ pikiran, sehingga segala sisa zat yang bersifat adiktif maupun berbagai memori dan kebiasaan seputar merokok mulai melemah dengan sendirinya. Tanpa berusaha berhenti.

Akhirnya, ketika sudah semakin terampil Self Healing, kita semakin peka akan kebutuhan tubuh dan mulai lebih bisa merasakan respon tubuh terhadap berbagai kegiatan serta zat yang kita masukkan ke dalamnya. Suatu saat, tanpa disengaja, secara naluriah kita mulai ingin makanan yang lebih sehat dan lidah mulai kehilangan selera terhadap zat yang kurang membahagiakan tubuh kita. Pada saat itulah si perokok seringkali tiba-tiba tidak bisa meneruskan kenikmatan merokok dan akhirnya terbebas sendiri, sekali lagi, tanpa sengaja. Tanpa usaha.

Latihan Memperkuat Perhatian Merokok

Seperti disebutkan sebelumnya, obat terampuh dari berbagai memori dan kebiasaan yang menjerat adalah PERHATIAN yang sadar dan jernih. Jadi, setelah melepaskan berbagai upaya dan ambisi untuk berhenti merokok, Anda bisa mencoba latihan-latihan berikut ini.

Catatan: latihan ini tidak dirancang untuk berhenti merokok, melainkan untuk memperkuat perhatian yang sadar dan jernih tentang kegiatan merokok. Jika dilakukan tanpa niat untuk berhenti merokok, latihan-latihan seputar merokok ini bisa bermanfaat untuk membantu kita mengenal diri, mengasah kesadaran dan perhatian tentang merokok, serta membantu kita lebih sehat lahir batin—tanpa harus berhenti merokok.

Latihan #1 - Menunda:

Latihan ini saya sajikan setelah terinspirasi Pak Purnawan EA, seorang hipnoterapis yang sangat arif. Beliau mengatakan, kalau kita sudah telanjur merekam nikmatnya merokok maka berusaha berhenti permanen dari merokok sangatlah sulit. Adakah cara yang lebih mudah ketimbang berusaha berhenti? Cobalah MENUNDA DENGAN SADAR DAN SENGAJA. Selama ini para perokok sudah berhasil melakukan latihan menunda, meskipun tidak secara sadar dan sengaja. Para perokok mampu menunda merokok ketika sedang sibuk, atau berada di zona non-merokok, saat tidur malam hari, saat berpuasa, dll.

Ketika dorongan ingin merokok muncul, Anda bisa memutuskan untuk menunda merokok selama 1 jam, 1 hari, 1 minggu, 10 tahun, bahkan seumur hidup. Ini akan lebih mudah dijalani karena menunda bukanlah suatu kemustahilan. Sementara berhenti permanen, yang mewakili hilang totalnya sumber kenikmatan yang telanjur terekam kuat, membuat kita semakin stres dan malah ingin merokok kalau sudah tidak tahan.

Ingat, tidak ada yang permanen dalam hidup ini. Latihan menunda membuka peluang bagi kita untuk memilih antara kapan mau merokok dan kapan tidak merokok. Setelah masa tunda berakhir, silakan pilih: apakah mau menunda lebih jauh, atau menikmati rokok seperti biasa? Latihan menunda juga tidak membuat kita terjebak dalam kerangka pikir “Berhasil/Gagal Berhenti Permanen”, kan?

Latihan #2 - Bernapas Tanpa Rokok:
Mungkin analogi berikut akan membantu: seandainya kita sedang gatal dan kemudian kita menggaruk gatal tersebut dengan satu tangan sementara satu tangan lagi sedang merokok, bisa saja kita menarik kesimpulan yang tidak tepat, yakni: merokok bermanfaat menghilangkan gatal. Tentu kesimpulan itu tidak benar. Namun, mereka yang perhatiannya tidak jernih belum tentu bisa membedakan apa yang sebenarnya menghilangkan gatal tersebut.

Dari contoh tersebut, cobalah tengok lagi semua kesimpulan kita bahwa merokok itu melegakan, nikmat, meringankan stres dan beban pikiran. Mungkinkah bahwa sebenarnya manfaat tersebut bukanlah bersumber dari produk rokok itu sendiri, melainkan dari kegiatan kita yang berhenti sejenak untuk rileks, dan menikmati keluar masuknya napas?

Cobalah sendiri: hentikan sejenak kegiatan Anda, sekadar berniat untuk rileks dari ketergesaan dan kesibukan, lalu mulai bernapas dengan sadar dan sengaja. Hirup napas dengan sangat lembut, rasakan ke dalam diri, lalu embuskan dengan perlahan dan lega. Setelah melakukan ini beberapa menit, tidakkah Anda merasa lebih nyaman? Inilah rahasia mengapa rokok itu bisa kita nikmati. Bukan karena rokoknya, melainkan karena kita bernapas secara sadar dan sengaja.

Ketika kita rutin melatih napas yang dilakukan secara sadar dan sengaja, pada saat itulah kita mulai membentuk pengalaman langsung bahwa napas merupakan kunci kenikmatan dan kelegaan. Pengalaman baru itu akan membentuk memori baru yang otomatis akan melonggarkan memori lama yang menganggap bahwa kenikmatan yang kita dapatkan berasal dari produk rokok.

Latihan #3 - Merokok dengan Perhatian 100%:
Latihan ini terinspirasi dari renungan Osho. Prinsipnya sederhana, gunakan kegiatan merokok sebagai latihan meditasi. Tahu bagaimana orang Jepang melakukan upacara minum teh? Mereka menghayati proses minum teh, seolah-olah terdiri dari 1000 tahap, dan benar-benar melakukan tahap demi tahapnya dengan perhatian 100%.

Anda juga bisa melakukan ‘upacara merokok’ dengan perhatian 100%. Mulai dari merasakan dorongan ingin merokok, sadari bahwa Anda pindah ke ruangan di mana Anda seolah akan ‘menyembah Dewa Rokok’, mengambil sebatang rokok, menyalakannya, mendekatkannya ke mulut Anda, menghirupnya dengan nikmat, merasakan asapnya di dalam tubuh Anda, lalu mengembuskannya dengan lega. Setiap bagian kecil dari kegiatan merokok perlu dihayati dan dirasakan dengan perhatian 100%. Artinya tidak boleh sambil ngobrol, melamun, kerja, nonton, atau melakukan kegiatan lain secara berbarengan. Hayati dengan perhatian penuh tanpa sebersit pun niat untuk berhenti merokok. Nikmati sepenuh hati.

Apakah Anda harus melakukan upacara itu di setiap batang rokok? Tidak. Cukup TIGA batang dari berapa pun batang rokok yang Anda konsumsi tiap hari. Nikmatilah tiga batang itu dengan perhatian dan penghayatan total. Selebihnya, silakan merokok seperti biasa.

Resep Bebas dari Rokok Tanpa Berusaha Berhenti

Dari semua perenungan di atas, berikut adalah resep intinya:

  • Jangan berusaha untuk berhenti, dan lepaskan keinginan untuk berhenti permanen.
  • Mulailah meningkatkan kualitas kesehatan fisik: asupan nutrisi yang baik, mulai berolahraga, dan memberikan kesempatan beristirahat yang cukup.
  • Melatih 2 Latihan Memperkuat Perhatian Merokok yang telah dijelaskan di atas.

Lebih penting lagi, saya juga menganjurkan kita untuk tidak mendesak, mendorong, apalagi memaksa orang lain untuk berhenti merokok, karena anjuran tersebut bisa menyebabkan orang tersebut semakin merasa tidak diterima atau dicintai dan akhirnya menimbulkan stres yang menyebabkan dia semakin ingin merokok.

Kalau Anda tidak ingin menghirup udara yang bercampur asap rokok, menyingkirlah, atau buat kesepakatan dengan para perokok untuk sama-sama menjaga kebersihan udara yang ingin dinikmati para non-perokok. Itu lebih baik, bijak, dan adil, daripada menuntut orang lain untuk berhenti dari sebuah kebiasaan yang jeratnya kadang begitu erat.

Selamat menghirup udara segar!

Dari: rezagunawan.com

melacur(melakukan curhat)

argh.......................
bt bgt gw hari in......
ada seneng jg seh................................
oh ya.....
mlm sabtu kmrn masa gw mimpi aneh banget.....
but i like that.....
sedikit mimpi yang bakal di simpen di memori otak.....
gini ceritanya......

di mimpi gw lagi pagi hari...
mau berangkat ke skula nih.....
gw di anterin, tp lupa ma siapa... kalo gak bokap, ya tukang ojek....
gw bkannya di anter ke 53, malah ke tarki(tarakanita)
yg gw tau tarki ntu non islam....
trus gw di kasih amplop sama yg nganterin gw,
gw di suruh masuk dan menyerahkan ntu amplop (apa surat yah??)
trus gw masuk, di dlm gw liat resepsionis ato tmpt info gitu, trus gw nanya amplop yang gw pegang di kasih ma siapa.... resepsionis bilang ma kepsek, kantornya di lantai 2.
gw ke kantor kepsek, ngasih ntu amplop n' di suruh nunggu...
kepseknya cwe and kyk'a lagi marah gitu....
trus gw duduk di sebelah bapak" gendut, prt'a buncit.
ntu bapk lagi nonton video di hp sambil ketawa" gitu....

di sebelahnya ada temennya (kayaknya tp gak tau jg sih...)

trus gw di liatin video yg lagi di tonton.
isi videonya : ada satu orang bapak" ndut, buncit n' lagi bugil, satu lagi cwe bugil jg tp lage ngangkang, di selangkangannya ada kayak kaki bayi, ntu bayi / kakinya (mungkin udah lahir) masuk lagi ke dlm rahim ntu cwe......
maybe it lucu.... cz bapak" di sblah gw ktawa...
dan anehnya lagi.... bapak itu nanya gw udah tau berapa huruf arab, seperti a, ba, ta gitu...
gw bilang udah tau semua...
trus bapak itu mengumandangkan sesuaatu, tp dlm bahasa arab...
gak tau knapa, gw nutup mata dan tangan gw kayaknya menulis yg di ucakan si bapak di udara...
dan gw yg baru tau dikit tentang bahasa arab, di kepala gw lagsung kayak translit bahasa.... gw ngerti yang di ucapin si bapak....
itu adalah sebuah kisah, tapi gw lupa kisah apa...... yg pasti berhubungan dengan Nabi Muhammad....
terus terang, abis gw pikir" lagi, gw bingung, coz si bapak non islam....
setelah ngobrol ini itu ma si bapak.... gw keluar balkon,
balkonnya agak luas,
gw liat beberapa anak kecil di situ...
pas gw ke ujung balkon, gak tau koq rasanya gw kehilangan keseimbangan....
trus gw jatoh.... jatohnya kayak kucing, alias ujung kaki duluan....
gw jga rada bingung... udh nunggu berpa lama sih gw??, coz saat itu udah senja gitu...
gw masuk lagi tp lwt belakang,
gw nanya kamar mandi di mna ama seorang cwe....
di jwb di dkt tangga...
nah gw kan ngikutin petunjuk si cwe...
gw liat ada sebuah ruangan kecil di bwh tangga,
tinggi pintunya kira" 1m, trus gw buka, gak taunya itu tempat cuci piring.
ya gw gax jadi, trus gw liat ada kayak sebuah tmpt di dkt tangga....
udah tua gtu kelihatanya coz catnya udah jadi coklat, item dan ada pula yyg udah terkelupas...
trus gw luat ada sebuah panci, tp terbalik.... di bwhnya gw liat ada bara api, gak sengaja kesiram ma air dri gayung yg gw pegang....(gw lupa dri mna air + gayung itu berasal.)
bara itu lama" meredup, tapi tinggal 1 titik lagi menuju padam, ntu bara langsung berkobar....
gak lmakmudian kepsek yang tdi galak langsung jadi baek ma gw...
dya blang ma slh stu cwe bwt memperlakukan gw dengan baik krena................................. gw anak angkat dya....
trus dya nanya gw mu ngapain, trus gw langsung jwb mandi....
dya bilang "tunggu sebentar ya, bajunya akan di siapkan"
saat itu terbuka banget, klo lo mau liat, lo bisa liat...
trus gw menghadap dinding,
gw bka baju, bka clana (gak sadar),
pas gw berbalik, udah ada tirai warna krem gitu....
sadar gak sadar tu gw....
trus................
gw kebangun....
gw liat jam hp, bru jam 2 pagi....
trus gw tidur lagi,
mimpi lagi, tapi beda n' gw lupa mimpi apa...
:(